Laporan praktikum KIMIA ORGANIK "UJI KETIDAKJENUHAN DAN PENENTUAN BILANGAN ASAM"
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
“UJI KETIDAKJENUHAN DAN PENENTUAN BILANGAN ASAM"
DISUSUN OLEH :
NAMA : RINI CHORI'AH
NPM : F0I020098
KELAS : 1 B
DOSEN PENGAMPUH: SUCI RAHMAWATI, S.Farm,Apt,M.Farm
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
I. TUJUAN
Untuk mengetahui ketidakjenuhan dan penentuan bilangan asam.
II. LANDASAN TEORI
Mentega merupakan makanan produk susu, dibuat dengan mengaduk krim yang didapat dari susu. Mentega jugadisebut sebagai emulsi air dalam lemak, dan komposisinya terdiri dari lemak susu, air, casein dan garam dapur. Lemak mentega berasal dari lemak susu hewan. warna mentega yang disenangi adalah warna kuning dan zat warna yang digunakan adalah vitamin A yang berupa pigmen berwana kuning. Kandungan gizi mentega: kalori sebanyak 716, jumlah lemak 81, lemak jenuh 51 g, lemak tak jenuh 3 g, lemak tak jenuh tunggal 21 g, lemak trans 3,9 g dan mengandung kolesterol sebanyak 215 mg (Sukmawaty, 2015).
Margarin merupakan mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati atau hewani. Margarin mengandung tidak kurang dari 80 persen lemak. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak biji kapas. Kandungan gizi margarin: kalori 716, jumlah lemak 81g, lemak jenuh 15 g, lemak tak jenuh ganda 24 g, lemak tak jenuh tunggal 39 g, lemak trans 15 g dan mengandung kolesterol sebanyak 0 mg (Sukmawaty, 2015).
Margarin merupakan produk pangan yang memiliki tekstur setengah padat dengan karakteristik sifat fisik dan kimia yang sangat bergantung pada komponen penyusunnya. Margarin merupakan sistem emulsi yang terdiri dari 20% air di dalam minyak 80%. Kandungan bahan baku margarin memiliki kerapuhan dan daya tahan tinggi terhadap pengembangan (Yuwono et al., 2017).
Salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat ialah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacangkacangan, jagung dan kedelai. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya. Setelah penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh. Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat disebut minyak jelantah.( Kataren , 1989 ).
Minyak goreng dapat digunakan hingga 3 - 4 kali penggorengan. Jika digunakan berulang kali, minyak akan berubah warna. Apabila minyak goreng digunakan berulang kali maka akan terjadi kerusakan dalam minyak, hal ini sering ditandai dengan terjadinya perubahan bau dalam minyak yaitu berupa bau tengik. Salah satu parameter terpenting dalam pengukuran tingkat kerusakan minyak adalah dengan menentukan bilangan peroksida. Kerusakan minyak dapat terjadi karena berbagai faktor salah satu diantaranya adalah suhu atau panas. Pertumbuhan jumlah penduduk, serta perkembangan industri, restoran, dan usaha fastfood akan menyebabkan dihasilkannya minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup banyak. Minyak goreng bekas ini apabila dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit yang membuat tubuh kita kurang sehat dan stamina menurun. Namun apabila minyak goreng bekas tersebut dibuang sangatlah tidak efisien dan mencemari lingkungan. Minyak goreng bekas usaha fastfood inilah yang sering digunakan oleh pedagang penyetan (Rohman , 2007).
Bilangan asam merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak, pengujian bilangan asam juga dapat dilakukan untuk minyak atau lemak yang berasal dari hasil ekstraksi produk makanan seperti mie instan. Lemak diartikan sebagai suatu bahan makanan yang pada suhu ruang terdapat dalam bentuk padat, sedangkan minyak adalah suatu bahan makanan yang dalam suhu ruang terdapat dalam bentuk cair. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan minyak tersebut sering kali ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng (Winarno,1992).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Statif dan klem
- Buret
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Erlenmeyer
- Corong
- Hotplate
- Pipet tetes
- Gelas beaker
3.2 Bahan
- Indikator pp
- KOH
- Etanol 90%
- Minyak goreng
- Mentega
- KmNO3
IV. LANGKAH KERJA
A. Uji Ketidakjenuhan
1. Panaskan mentega diatas hotplate
2. Masukkan 1ml mentega kedalam gelas ukur
3. Masukkan 1ml minyak goreng kedalam gelas ukur
4. Lalu ambil 2 tabung reaksi dan pindahkan lalu beri label
5. Tambahkan KmNO3 sebanyak 3 tetes pada masing-masing tabung reaksi
6. Aduk lalu amati perubahannya
B. Penentuan Bilangan Asam
1. Panaskan mentega diatas hotplate
2. Masukkan 1ml mentega kedalam gelas ukur
3. Masukkan 1ml minyak goreng kedalam gelas ukur
4. Lalu ambil 2 tabung reaksi dan pindahkan lalu beri label
5. Tambahkan KmNO3 sebanyak 3 tetes pada masing-masing tabung reaksi
6. Aduk lalu amati perubahannya
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
No.
Reaksi Identifikasi
Hasil Pengamatan
1.
Mentega + KmNO3
Coklat
2.
Minyak goreng + KmNO3
Ungu
5.2 Pembahasan
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu merupakan lipid netral.Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu, lipid netral, fisfatida, spingolipid, dan glikolipid.Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam.Sebagian besar lemak dan minyak dalam alam terdiri atas 98-99% trigliserida.Trigliserida adalah ester gliserol, suatu alkohol trihidrat dan asam lemak yang tepatnya disebut dengan triasilgliserol. Bila ketiga asam lemak didalam trigliserida sama dinamakan trigliserida sederhana (Simanullang, 2015).
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap.Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap.Lemak yang mengandung satu saja asam lemak tak jenuh disebut lemak jenuh. Asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan karbon-hidrogen yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih sedikit selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan yang rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud padatan pada temperatur ruangan.Tetapi ikatan rangkap yang kaku dalam lemak tak jenuh mengubah kimia dari lemak (Tambun, 2006).
Pada uji ketidakjenuhan, berdasarkan kejenuhannya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap atau berikatan tunggal, sedangkan asam lemak tak jenuh memilki ikatan rangkap (Winarno 2002). Hasil percobaan menunjukkan bahwa minyak goreng, menghasilkan reaksi negatif sehingga tergolong kedalam asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap. Margarin, mentega, dan asam olet menujukkan reaksi positif sehingga dapat digolongkan kedalam asam lemak tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Asam oleat termasuk salah satu sampel yang menunjukkan hasil positif sehingga tergolong asam lemak jenuh (Lehninger 2004).
Percobaan praktikum kali ini dengan sampel minyak goreng yang direaksikan dengan KmNO3 menghasilkan warna coklat. Dan sempel yang kedua yaitu minyak goreng yang direaksikan dengan KmNO3 menghasilkan warna ungu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Bilangan asam merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak, pengujian bilangan asam juga dapat dilakukan untuk minyak atau lemak yang berasal dari hasil ekstraksi produk makanan seperti mie instan. Lemak diartikan sebagai suatu bahan makanan yang pada suhu ruang terdapat dalam bentuk padat, sedangkan minyak adalah suatu bahan makanan yang dalam suhu ruang terdapat dalam bentuk cair. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan minyak tersebut sering kali ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng.
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.
Margarin merupakan mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati atau hewani. Margarin mengandung tidak kurang dari 80 persen lemak. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak biji kapas.
6.2 Saran
Praktikum lebih dikondisikan sebaik mungkin agar praktikan dapat mencoba semua percobaan yang akan dilakukan. Jumlah peralatan dan bahan yang digunakan seharusnya memadai, Ketika melakukan pemanasan sampel praktikan harus lebih berhati hati, agar tidak terjadi kerusakan pada alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren. 1989. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI-Press.
Lehninger. 2004. Dasar-dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.
Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Simanullang, R.C.U. (2015). Penetapan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan serta Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Virgin Coconut Oil.Tugas Akhir. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Sukmawaty, Eka. 2015. Biokimia. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Tambun, R. (2006). Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Medan: Fakultas Teknik USU. hlm. 1-6, 12-14.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.
Yuwono, T., Sumeidiana, I., Ondho, Y.S. and Kurnianto, E., 2017. Gonadal hormones level and morphometric traits in cow deliveres twin and single calves. Journalof Indonesian Tropical Animal Agriculture, 42(2), pp.128–132.
Komentar
Posting Komentar