Laporan Praktikum Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri Pada sampel Makanan
LAPORAN PRAKTIKUM
PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN
DISUSUN OLEH :
Nama : Rini Chori'ah
NPM :F0I020098
Kelas : 1B
Nama Dosen : Suci Rahmawati, M.Farm, Apt.,
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. TUJUAN
B. LANDASAN TEORI
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
D. PROSEDUR KERJA
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Sampel 10^-1 dengan ALT : 33X10^-1
Sampel 10^-2 dengan ALT : 30X10^-2
PEMBAHASAN
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang sangat penting untuk mengetahui kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya. Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang. Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur media untuk makanan mikroba.(dwidjoseputro. 2005)
Ada beberapa cara perhitungan mikroba secara langsung yaitu menggunakan Colony counter, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan dibawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran. Keuntungan menggunakan metode langsung yaitu pelaksanaannya relative cepat dan tidak membutuhkan banyak peralatan. Sedangkan kerugiannya yaitu sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dengan sel hidup, hal ini dapat menyebabkan sel yang mati dapat terhitung juga. Cara menghitung mikroba secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikroba diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikroba. Berapa cara menetukan jumlah mikroba secara tidak langsung yaitu menghitung jumlah mikroba menggunakan sentrifuge, berdasarkan kekeruhan, menggunakan perhitungan elektronik (elektronik counter), berdasarkananalisiskimia,bedasarkanberatkering,menggunakancarapengenceran,menggunakan cara Most Probable Number (MPN) dan menggunakan metode hitungan cawan (Indra, 2009). Metode tuang dan sebaran dalam perhitungan angka kuman juga memiliki keuntungan dan kelebihan. Keuntungan nya antara lain hanya sel yang masih hidup yang dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus, dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk. Sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan terjadinya koloni yang berasal dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel; kemungkinan ini akan memper kecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi; Kemungkinan permukaan ada jenis media akan mengakibatkan agar mikroba tertentu sehingga mikroba yang tumbuh menghalangi lain menyebar diseluruh mikroba tersebutlain.tidak Hal ini terhitung; Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikroba nya antara 30-300koloni; bila jumlah populasi kurang dari 30 koloniakan menghasilkan
penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan persaingan setelah diantara masa inkubasi koloni; yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih. Standar Plate Count (SPC) merupakan suatu standar yang digunakan untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi. SPC menjelaskan cara menghitung koloniyang tumbuh pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menentukan jumlah koloni.
A. Metode MPNMetode MPN
terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008). Ada banyak faktor yang berkaitan dengan keamanan pangan. Salah satu faktortersebut adalah tinjauan mutu secara mikrobiologis mengingat pangan merupakan produkyang sangat rentanterhadapkontaminasi bakteri,khamir maupun kapang. Oleh karena itu dikenal suatu mekanisme yang disebut sistem manajemen keamananmikrobiologis pangan. Tujuan dari sistem manajemen keamanan mikrobiologis pangan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat kaitannya dengan produk pangan. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk memfasilitasi perdagangan yang adil khususnya dalam menghadapi World Trade Organization terutama dalam perjanjian Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS). Di tingkatan negara, sistem tersebut diwujudkan melalui regulasi pemerintah yang dituangkan dalam undang-undang keamanan pangan maupun melalui standar nasional yang ditetapkan. Sedangkan di tingkat industri pangan sendiri, sistem tersebut diejawantahkan dalam bentuk Good Manufacturing Practises (GMP), sistem sanitasi dan Hazard Analytical Critical Control Point (HACCP). GMP pertama kalidikembangkan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat. Di Indonesia, sistem tersebut diadopsi menjadi Cara Produksi Makanan yangBaik (CPMB) atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Cara Produksi Pangan yangBaik (CPPB). The International Commision for Microbiological Specification of Foods(ICMSF) pada tahun 2002 mengeluarkan suatu pendekatan baru dalam sistem keamanan pangan yang dikenal sebagai FSO atau Food Safety Objective. Definisi dariFSO adalah frekuensi atau konsentrasi maksimal suatu bahaya mikrobiologi yang bolehada dalam suatu produk pangan pada saat dikonsumsi agar memberikan perlindunganyang tepat (Appropriate Level of Protection/ALOP). Nilai FSO didapatkan dari suatu pengkajian resiko keamanan pangan yang mendalam dan bertahun-tahun dan dihubungkan dengan ALOP.Untuk parameter keamanan sampel terdiri dari jumlah mikroba, jumlah bakteri pathogen, bahan baku yang digunakan, dan pewarna yang digunakan
B. Metode TPC (Hitungan Cawan)
Metode hitungan cawan didasrkan pasa anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang biak menjadisatu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistic, cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni adalah yang mengandung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi persyaratan tersebut, harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan menggunakn jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan : Faktor pengenceran Jumlah koloni
= Pengenceran x Jumlah yang di tanam = Jumlah yang di tanam x Faktor pengenceran
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA MIKROBIOLOGI DALAM PANGAN OLAHAN
F. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengujian penentuan hitungan cawan atau Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan dengan metode tuang,Pada sampel teh poci kali ini memiliki koloni bakteri yang besar pada pengenceran 10−2 daripada pengenceran 10−1. Pada pengenceran 10−2 dan pengenceran10−3 memiliki jumlah koloni diatas rentang 30-300 koloni.
SARAN
Diharapkan untuk sebaiknya, percobaan ini dipraktekkan agar dapat mengetahui teknik
“Perhitungan Angka Lempeng Total Bakteri Pada Sampel Makanan “yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
- Brotowidjoyo, M.D., 1987. Mikroorganime Penyebab Penyakit . Jakarta : Media SaranaPress, Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. .Jakarta:
- Djambatan. Pelczar,M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
- Pratiwi, Sylvia T. 2007. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga Pratiwi, Rika danAnjarsari.2002.Deteksi Ergosterol sebagai Indikator Kontaminasi Cendawan pada Tepung Terigu.Jurnal, Teknol, dan Industri Pangan. 13 (3), 254.
- Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar .Jakarta : Erlangga PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA MIKROBIOLOGI DALAM PANGAN OLAHAN Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
- W.Lay.Bibiana.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : PT.Raja Grafindo Hadioetomo,R.S.1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
- Gobel, Risco, B., dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Prakte. Universitas Hasanuddin: Makassar
Komentar
Posting Komentar